Minggu, 18 September 2016

5 Langkah Debat di MEDSOS Biar Tidak Asal Jeplak



1.       Sebelum masuk dan ikut bicara soal satu isu, jangan lah kamu lupa isi dulu kepalamu dengan banyak pengetahuan. Jangan asal jeplak!

Media social memang telah diberi kebebasan dan memiliki keunggulan soal kebebasan berpendapat. Setiap orang memiliki hak untuk bersuara. Spendian atau serendah apa pun derajat seoarang di mata msayarakat dia tidak bisa dibungkam. Dan setiap orang sudah diberi mimbarnya sendiiri-sendiri. Dan hal utama yang harus diperhatikan ketika hendak berargumen adalah isi kepala kamu. kamu tidak bisa asal jeplak saja. Kamu bisa dianggap bodoh dimata natizen jika argument kamu kosong. Jadi isi dulu kepala kamu terlebih dahulu.


2.       Sebelum lawan debatmu mencari tahu siapa kamu, kamu harus sadar siapa kamu ketika hendak terlibat adu argument soal satu isu.

Ingat ketika kamu melakukan perdebatan, lawan debat kamu pasti akan mencari tahu siapa kamu. berbekal deskripsi yang bisa didapat dari profilmu, secara singkat lawan debat kamu bisa langsung mengkategorikan dan meringkas siapa kamu. contohya, kamu terlibat dalam perdebatan masalah keselamatan terumbu karang, tapi backgaround kamu sendiri itu anak ilmu social. Kemungkinannya adalah kamu akan dispelekan, tidak di tanggapi, bahkan kamu digiring untuk masuk ke hal yang terlalu saintifik bagi kamu.

3.       Kamu harus sadar, waktu selalu ditanganmu. Buru-buru hanya bisa membuat kamu berpikir tanpa banyak pertimbangan

Kesalahan terbesar yang tidak disadari banyak orang di internet adalah soal urgensi. Terkadang kamu suka terburu-buru membalas suatu argument yang terkadang membuat lawanmu panas. Perihal masalah tersebut, kamu harus sadar benar dengan kenyataan bahwa waktu ada di tanganmu. Ditengah baku tembak, kalu kamu keburu nafsu duluan, kamu malah bisa kurang berpikir jernih. Jadi sebaiknya kamu mainkan waktu, gunakan untuk berpikir dan meminang apa yang akan kamu ungkapkan pada argument selajutnya.

4.       Komunikasi lewat media social itu metode komunikasi paling rendah. Kamu tidak usah terlalu kepikiran soal debat kamu.

baca juga : jangan remehkan kesehatan mental orang lain. bisa bahaya. klik disini.

Seorang pakar media social, john pavlovitz, bahkan berani menyambut komunikasi lewat social sebagai metode terendah dalam kasta komunikasi. Konflik yang terjadi di media social umunya terjadi dalam bentuk percekapan secara teks. Tak ada kemampuan dari setiap orang untuk mengetahui secara jelas apa yang mereka katakana, bagaimana intonasi penyampaian bahkan sampai yang biasa tapi penting. Mimik wajah. Dimedia social, semua pesan bisa menjadi serba multitafsir. Jadi jangan terlalu dibawa perasaan kalau debat dimedia social. Lebih baik kamu janjian dan argument secara langsung.

5.       Kamu harus tahu kapan harus minta maaf dan kapan kamu tidak perlu minta maaf.

Kata-kata bisa menjadi multitafsir dalam debat di media social. Ketika kamu tahu kalau kamu telah melakukan perdebatan secara sehat, tanpa ada kata-kata ofensif yang kasar sedikitpun, ditambah lagi argument kuat dalam membahas satu isu, tidak permintaan maaf yang perlu kamu sampaikan pada lawan debat kamu. seandainya kamu mendapatkan bully dari orang-orang yang menyaksikan debat, kamu mesti memastikan tidak menanggapinya dengan kemarahan pula. Kamu harus tetaplah dingin dala menanggapinya.  Dan kamu juga perlu ingat, jangan pernah menanggapi komentar yang sungguh sampah dan receh dari penonton debat kamu.

Jadi pertanyaan sekarang kapan kamu harus minta maaf? Jawabannya adalah ketika kesalahan kamu dalam proses perdebatan. Semua perkataan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dinegeri ini. apalagi kalau kata kasar yang ada kaitannya dengan masalah sara. Dan jangan sampai kamu bermain pintar saja, biar tidak perlu minta maaf, sarkas, misalnya.

Memang sih, meskipun tampak terlalu berat, penulis berharap kamu bisa mengunakan media social sebijak mungkin ketika berdebat. Dan perbanyaklah rasa kasih sayang, integritas dan kemanusiaan ketika berdebat. Dan jangan pernah kamu menjadi orang yang selalu benar. Sebab kebenaran bukan hanya milik sebuah golongan. Akhir kata saya ucapkan. Selamat mencoba dan semoga kamu sukses dengan semua ini.

Dan jangan jadikan langkah ini membuat kamu jauh dari medi social, karena media social juga penting untuk jadikan alat dalam hidup kamu apalagi sekarang adalah zamannya medsos. Baca juga : 7 tanda seseorang memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi. klik disini,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar