1.
Sebelum masuk dan ikut
bicara soal satu isu, jangan lah kamu lupa isi dulu kepalamu dengan banyak
pengetahuan. Jangan asal jeplak!
Media social memang telah diberi kebebasan dan memiliki keunggulan soal kebebasan berpendapat. Setiap orang
memiliki hak untuk bersuara. Spendian atau serendah apa pun derajat seoarang di
mata msayarakat dia tidak bisa dibungkam. Dan setiap orang sudah diberi
mimbarnya sendiiri-sendiri. Dan hal utama yang harus diperhatikan ketika hendak
berargumen adalah isi kepala kamu. kamu tidak bisa asal jeplak saja. Kamu bisa
dianggap bodoh dimata natizen jika argument kamu kosong. Jadi isi dulu kepala
kamu terlebih dahulu.
2.
Sebelum lawan debatmu
mencari tahu siapa kamu, kamu harus sadar siapa kamu ketika hendak terlibat adu
argument soal satu isu.
Ingat ketika kamu melakukan perdebatan, lawan debat kamu
pasti akan mencari tahu siapa kamu. berbekal deskripsi yang bisa didapat dari
profilmu, secara singkat lawan debat kamu bisa langsung mengkategorikan dan
meringkas siapa kamu. contohya, kamu terlibat dalam perdebatan masalah
keselamatan terumbu karang, tapi backgaround kamu sendiri itu anak ilmu social.
Kemungkinannya adalah kamu akan dispelekan, tidak di tanggapi, bahkan kamu
digiring untuk masuk ke hal yang terlalu saintifik bagi kamu.
3.
Kamu harus sadar, waktu
selalu ditanganmu. Buru-buru hanya bisa membuat kamu berpikir tanpa banyak
pertimbangan
Kesalahan terbesar yang tidak disadari banyak orang di
internet adalah soal urgensi. Terkadang kamu suka terburu-buru membalas suatu argument
yang terkadang membuat lawanmu panas. Perihal masalah tersebut, kamu harus
sadar benar dengan kenyataan bahwa waktu ada di tanganmu. Ditengah baku tembak,
kalu kamu keburu nafsu duluan, kamu malah bisa kurang berpikir jernih. Jadi sebaiknya
kamu mainkan waktu, gunakan untuk berpikir dan meminang apa yang akan kamu
ungkapkan pada argument selajutnya.
4.
Komunikasi lewat media social
itu metode komunikasi paling rendah. Kamu tidak usah terlalu kepikiran soal
debat kamu.
baca juga : jangan remehkan kesehatan mental orang lain. bisa bahaya. klik disini.
baca juga : jangan remehkan kesehatan mental orang lain. bisa bahaya. klik disini.
Seorang pakar media social, john pavlovitz, bahkan berani
menyambut komunikasi lewat social sebagai metode terendah dalam kasta
komunikasi. Konflik yang terjadi di media social umunya terjadi dalam bentuk
percekapan secara teks. Tak ada kemampuan dari setiap orang untuk mengetahui
secara jelas apa yang mereka katakana, bagaimana intonasi penyampaian bahkan
sampai yang biasa tapi penting. Mimik wajah. Dimedia social, semua pesan bisa
menjadi serba multitafsir. Jadi jangan terlalu dibawa perasaan kalau debat
dimedia social. Lebih baik kamu janjian dan argument secara langsung.
5.
Kamu harus tahu kapan harus
minta maaf dan kapan kamu tidak perlu minta maaf.
Kata-kata bisa menjadi multitafsir dalam debat di media social.
Ketika kamu tahu kalau kamu telah melakukan perdebatan secara sehat, tanpa ada
kata-kata ofensif yang kasar sedikitpun, ditambah lagi argument kuat dalam
membahas satu isu, tidak permintaan maaf yang perlu kamu sampaikan pada lawan
debat kamu. seandainya kamu mendapatkan bully dari orang-orang yang menyaksikan
debat, kamu mesti memastikan tidak menanggapinya dengan kemarahan pula. Kamu harus
tetaplah dingin dala menanggapinya. Dan kamu
juga perlu ingat, jangan pernah menanggapi komentar yang sungguh sampah dan
receh dari penonton debat kamu.
Jadi pertanyaan sekarang kapan kamu harus minta maaf? Jawabannya
adalah ketika kesalahan kamu dalam proses perdebatan. Semua perkataan yang
tidak sesuai dengan norma yang berlaku dinegeri ini. apalagi kalau kata kasar
yang ada kaitannya dengan masalah sara. Dan jangan sampai kamu bermain pintar
saja, biar tidak perlu minta maaf, sarkas, misalnya.
Memang sih, meskipun tampak terlalu berat, penulis berharap
kamu bisa mengunakan media social sebijak mungkin ketika berdebat. Dan perbanyaklah
rasa kasih sayang, integritas dan kemanusiaan ketika berdebat. Dan jangan
pernah kamu menjadi orang yang selalu benar. Sebab kebenaran bukan hanya milik
sebuah golongan. Akhir kata saya ucapkan. Selamat mencoba dan semoga kamu
sukses dengan semua ini.
Dan jangan jadikan langkah ini membuat kamu jauh dari medi social,
karena media social juga penting untuk jadikan alat dalam hidup kamu apalagi
sekarang adalah zamannya medsos. Baca juga : 7 tanda seseorang memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi. klik disini,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar